‘Semua Mata Tertuju pada Washington’ Saat israel Berulang Kali Melanggar Gencatan Senjata
Perintah Perdana Menteri israel, Benjamin Netanyahu, untuk melancarkan “serangan dahsyat” ke Gaza pada hari Selasa telah menimbulkan pertanyaan apakah AS akan meminta pertanggungjawabannya atas pemeliharaan gencatan senjata, The Intercept melaporkan (30/10).
Perintah tersebut, yang dikeluarkan hanya empat hari setelah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meninjau pangkalan militer baru AS di israel, mengakibatkan gugurnya lebih dari 100 warga Palestina, termasuk 46 anak-anak.
Mengutip Associated Press, laporan tersebut mencatat bahwa israel telah memberi tahu pemerintah AS sebelum melakukan serangan hari Selasa. Hal ini, tambah laporan tersebut, menimbulkan “pertanyaan apakah AS akan meminta pertanggungjawaban Netanyahu atas pelanggaran gencatan senjata terbaru.”
Yousef Munayyer, kepala Program Palestina/israel di Arab Center, Washington DC, mengatakan, “Semua mata kini akan tertuju pada Washington.”
Ia menambahkan, “Apakah mereka benar-benar akan menjadi wasit yang memutuskan bola dan serangan secara adil? Atau apakah mereka hanya ada di sana untuk pajangan dan apakah mereka hanya akan membiarkan israel lolos begitu saja dari pembunuhan, seperti yang selalu mereka lakukan?”
israel menyalahkan Hamas atas dugaan serangan yang menargetkan tentara israel di Rafah pada hari Selasa, sebuah klaim yang dibantah oleh Hamas.
Laporan tersebut menyatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian kasus di mana pemerintah israel “mendorong anggapan” bahwa Hamas melanggar gencatan senjata, termasuk tuduhan bahwa Hamas sengaja menunda pemulangan jenazah para tawanan.
Klaim ini “bahkan diragukan oleh AS,” menurut Intercept, mengutip Vance pekan lalu yang mendesak “sedikit kesabaran,” karena tantangan untuk menemukan jenazah yang terkubur di bawah reruntuhan bangunan Gaza. (is/knrp)
