Studi Ungkap Hancurnya Gaza Lebih Parah Dari Jerman di PD II
Jalur Gaza telah mengalami kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya selama perang genosida yang dimulai pada tanggal 7 Oktober dan “tingkat kerusakan yang tercatat tidak seperti apa yang telah kita pelajari sebelumnya,” Agence France Presse melaporkan (9/5/2024).
Menurut AFP, analisis satelit mengungkapkan bahwa 56,9 persen bangunan di Gaza rusak atau hancur pada tanggal 21 April, yang berdampak pada total 160.000 bangunan.
Corey Scher, kandidat PhD di City University of New York, yang telah meneliti citra satelit Gaza, mengatakan bahwa “tingkat kerusakan yang tercatat tidak seperti yang pernah kami pelajari sebelumnya.”
“Ini jauh lebih cepat dan lebih luas dari apa pun yang telah kami petakan,” tambah Scher.
Situasinya sangat buruk di Kota Gaza, dimana hampir tiga perempat bangunan rusak atau hancur.
Selain itu, rumah sakit di Gaza juga menderita karena “diserang berulang kali oleh israel”.
Kompleks Medis Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Kota Gaza, diserang dalam dua serangan dan menyebabkan kerusakan parah.
Lima rumah sakit hancur total, dan hanya 28 persen rumah sakit yang berfungsi sebagian. Jumlah yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza dikonfirmasi oleh proyek OpenStreetMap dan Pusat Satelit PBB (UNOSAT), menurut AFP.
Sekolah-sekolah yang dikelola PBB, tempat warga sipil mencari perlindungan, juga harus menanggung akibatnya.
Sekitar 72,5 persen sekolah rusak, 53 hancur total dan 274 lainnya rusak akibat kebakaran langsung, menurut laporan tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa dua pertiga sekolah memerlukan rekonstruksi besar-besaran agar dapat berfungsi kembali.
Selain itu, tempat ibadah, termasuk masjid, juga terkena dampak signifikan.
“Tingkat kehancuran di Gaza utara telah melampaui kota Dresden di Jerman, yang dibom oleh pasukan Sekutu pada tahun 1945 dalam salah satu tindakan Sekutu yang paling kontroversial pada Perang Dunia II,” tambah laporan itu. (is/knrp)