Berita Palestina

Tentara dan Pemukim israel Cabut 59.000 Pohon dan Rebut 50.000 Hektar Tanah Palestina

Dalam setahun yang ditandai dengan kerusakan lingkungan, pasukan dan pemukim israel telah mencabut puluhan ribu pohon dan menyita sebagian besar tanah Palestina di Tepi Barat, memperburuk krisis lingkungan yang lebih luas yang juga terjadi di Gaza.

Pada tahun 2024, tentara dan pemukim israel menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan di Tepi Barat yang diduduki, mencabut lebih dari 59.000 pohon dan menyita sekitar 50.000 hektar tanah Palestina, Anadolu melaporkan, mengutip laporan yang baru saja diterbitkan (2/1/2025).

Menurut laporan terbaru dari Land Research Center (LRC), sebuah organisasi penelitian Palestina yang berpusat di Al-Quds, tahun ini telah terjadi peningkatan yang nyata dalam kekerasan pemukim dan perampasan tanah, yang digambarkan oleh pusat tersebut sebagai “kegilaan pemukim dan perampasan tanah.”

Laporan tersebut merinci bahwa lebih dari 59.000 pohon telah dicabut atau dihancurkan oleh pasukan dan pemukim israel di Tepi Barat, dengan 52.373 pohon dibasmi sepenuhnya. Kerugian ini terutama kritis mengingat pentingnya pohon zaitun bagi pertanian dan identitas budaya Palestina.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa otoritas israel telah menyita lahan Palestina yang sangat luas sepanjang tahun 2024, yang selanjutnya mengurangi lahan yang sudah menyusut yang tersedia bagi petani Palestina. Sebanyak 50.000 hektar lahan, area seluas sekitar 50 kilometer persegi, telah disita oleh israel, menggusur komunitas Palestina dan membatasi akses mereka ke sumber daya penting.

Dalam insiden terkait di Masafer Yatta, selatan Hebron, pemukim israel menargetkan komunitas Badui Palestina setempat dengan menghancurkan pohon zaitun dan mengusir penggembala Palestina dari lahan penggembalaan mereka, Anadolu melaporkan.

Hasan Melihat, pengawas umum Organisasi Bieder (kelompok yang membela hak-hak Badui dan desa-desa Palestina), melaporkan bahwa para pemukim melepaskan ternak mereka ke lahan pertanian Palestina, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada kebun zaitun dan memperdalam kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh warga Palestina setempat.

Pola yang merusak ini merupakan bagian dari strategi israel yang lebih luas untuk memperluas permukiman ilegalnya di Tepi Barat yang diduduki. Kekerasan pemukim dan perampasan tanah yang terus-menerus tidak hanya berdampak pada pertanian Palestina tetapi juga mengancam tatanan masyarakat Palestina dengan membatasi kemampuan mereka untuk mengolah tanah yang telah menopang kehidupan mereka selama beberapa generasi. (is/knrp)

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.