OKI: Al-Aqsha dan Al-Quds Adalah Garis Merah
Jeddah – Pertemuan delegasi negara-negara islam OKI di Jeddah menolak upaya-upaya penjajah israel untuk ubah status historis dan hukum kota Al-Quds terjajah, seperti yang dilansir oleh laman situs aawsat.com, Selasa (26/4/2022). Selain itu, OKI juga mengutuk pernyataan-pernyataan, sikap-sikap dan keputusan-keputusan untuk mengubah status kota Al-Quds. Dengan sikap tersebut, OKI menegaskan, bahwa Al-Quds Al-Sharif dan Masjid Suci Al-Aqsha adalah “garis merah” bagi umat Islam. Pertemuan yang dipimpin oleh Arab Saudi ini, berlangsung di Markas Sekretaris Jenderal di Jeddah dan membahas serangan penjajah israel ke Masjid Al-Aqsha. Pertemuan luar bias itu diadakan atas permintaan Indonesia.
Dalam pidato terakhir pertemuan luar biasa tersebut, OKI memperingatkan tidak ada keamanan dan stabilitas, kecuali dengan kemerdekaan Al-Quds dari cengkraman penjajah israel, serta dikembalikannya Al-Quds ke tangan bangsa Palestina dan umat Islam. OKI menegaskan kembali, bahwa seluruh tindakan dan procedural yang diambil oleh penjajah israel adalah illegal dan melawan hukum, begitu juga dengan prosedural-prosedural yang diberlakukan oleh Administrasi penjajah israel di kota Al-Quds adalah melawan hukum. OKI mengajak kepada seluruh negara, lembaga, organisasi dan perusahaan untuk tidak mengakui atau terlibat dengan segala bentuk prosedural apapun yang diberlakukan oleh penjajah israel. OKI berbicara kepada sejumlah aktivis internasional serta menyatakan penolakan dan kecaman OKI, terhadap upaya-upaya penjajah israel untuk memberlakukan pembagian waktu dan tempat di Masjid Suci Al-Aqsha. OKI meminta masyarakat internasional agar segera bertindak mengakhiri pelanggaran-pelanggaran penjajah israel terhadap tempat-tempat suci. (wm/knrp)