Isra Mi’raj, Bangun Persatuan dan Kepedulian Umat Islam untuk Al-Aqsha
Tanggerang – Isra Mi’raj merupakan momen mengenal kembali perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid Haram ke Masjid Al Aqsha, dalam rangka menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah. Disamping memperjalankan selama semalam, Allah memperlihatkan kepada nabi-Nya Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya, kemudian diperlihatkan Surga dan Neraka. Di Masjidil Aqsha pula Nabi Muhammad sebagai imam sholat berjamaah bersama nabi-nabi terdahulu.
“Namun masjid ini sedang didzolimi, sedang dinistakan. Masjidil Aqsha merupakan kiblat utama dan merupakan masjid suci ummat Islam ke-tiga kini kondisinya sangat memprihatinkan. Maka kita harus bangun persatuan dan kepedulian untuk membela Masjid Al-Aqsha,” ujar Muqoddam Chalil pada peringatan Isra Mi’raj di Masjid Az Zahra, Rumah Sakit Aminah Tanggerang, Banten pada sabtu (29/4/2017).
Kajian Isra Mi’raj bertema Membangun Solidaritas dan Kepedulian ini digelar oleh Rumah Sakit Aminah dan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP). Selain Muqoddam Chalil hadir pula sebagai pembicara Syaikh Abdurrahman dari Palestina dan Dr Akmalyadi sebagai Direktur Rumah Sakit Aminah.
Syaikh Abdurrahman mengatakan bahwa persatuan itu sangat penting guna membela Masjid Al-Aqsha dari penindasan. Apalagi Islam kita sama dan satu, Tuhan yang disembah pun satu. Walaupun ada Islam yang dari Indonesia maupun Syam tetap satu kesatuan. Dan Al Qur’an yang diturunkan di Syam di Arab sama seperti Al-Qur’an yang di Indonesia.
“Dan bagaimana kaum muslimin tidak bersatu, padahal agama kita sama, Tuhan kita sama, kitab suci kita sama. Begitu juga masjid Al Aqsha jadi tempat bagi seluruh kaum muslimin untuk berjuang,” tambah Syaikh Abdurrahman.
Lebih lanjut Syaikh Abdurrahman mengingatkan kembali tentang perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi dalam membebaskan Masjid Al-Aqsha. Sebagaimana diketahui kisah Shalahuddin yang tidak pernah tersenyum, ketika ditanya mengapa demikian, Shalahuddin menjawab bagaimana ia bisa tersenyum sementara Masjid Al Aqsha masih dinistakan. Shalahuddin pun akhirnya bisa tersenyum lega usai mengembalikan Masjid Al-Aqsha kepangkuan ummat Islam.
“Dan ini jadi motivasi kita kaum muslimin untuk bersatu memperhatikan kondisi Masjid Al Aqsha,” kata Syaikh Abdurrahman di penghujung akhir kajian. (yp/knrp)