KNRP: Selama 19 Tahun Terakhir, 2.094 Anak Palestina Syahid
Jakarta – Ribuan anak Palestina gugur oleh penjajah kejam yang kebal hukum internasional, zionis Israel. Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) mencatat sepanjang 2000 sampai 2019 ada sebanyak 2.094 anak Palestina yang syahid.
Anak-anak Palestina gugur saat agresi Israel terhadap Palestina. Bahkan tidak sedikit anak-anak Palestina yang ditangkap dan dipenjara tanpa alasan oleh Israel kemudian mereka gugur di dalam penjara.
Tujuan Israel melakukan kekerasan dan kekejaman terhadap anak-anak besar kemungkinan untuk merusak mental anak-anak Palestina. Supaya calon para pejuang Palestina patah semangat dan ciut.
Kepala Bidang Sosialisasi dan Edukasi KNRP, Muhammad Syarif, mengatakan anak-anak kecil Palestina dipahami akan menjadi besar dan memimpin bangsanya. Maka pihak penjajah Israel sedini mungkin menggelapkan masa depan anak-anak Palestina.
Psikis anak-anak Palestina diserang, tidak hanya diserang secara fisik tapi yang lebih mendasar diserang psikisnya,” kata Syarief kepada Republika saat Kampanye #WeAreAllMary 2020 yang digelar Komunitas Aliansi Indonesia Bela Anak Al Quds di Jakarta, Senin (2/3).
Syarief menceritakan, anak-anak Palestina ditangkap dan dipenjara selama empat hari sampai sepekan. Meski tidak lama dipenjara, di dalam penjara mental anak-anak dijatuhkan.
Dengan cara seperti itu Israel ingin anak-anak Palestina tidak mampu memperjuangkan kemerdekaan bangsanya lagi di sama mendatang.
Penjajah Israel sudah berusaha membuat anak-anak Palestina pesimis dan ketakutan. Tapi upaya Israel nampak tidak berhasil menakut-nakuti anak-anak bangsa Palestina. “Seperti kita lihat anak-anak Palestina tidak pernah mundur ketakutan,” ujarnya.
KNPR juga mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada bapak pendiri bangsa yang telah membuat UUD 1945. UUD 1945 alinea pertama mengatakan bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan.
“Jadi siapapun yang memimpin Indonesia pasti dia akan membela Palestina, kalau dia berjiwa nasionalis pasti terdepan membela Palestina, sejauh ini sudah luar biasa Menteri Luar Negeri kita dan Tunisia menghalangi realisasi deal of century,” kata Syarief.
KNRP mencatat sepanjang 2019 ada 33 anak Palestina syahid. Sebanyak 745 anak-anak diculik dan dipenjara. Pada Januari 2020 tercatat 180 anak-anak Palestina dipaksa masuk penjara Israel.
Kondisi anak-anak Palestina yang memprihatinkan menggugah nurani semua orang yang memiliki rasa kemanusiaan. Karena itu, Komunitas Aliansi Indonesia Bela Anak Al Quds menggelar kampanye serentak di seluruh dunia termasuk Indonesia pada pekan ini.
Sekretaris Jenderal Aliansi Indonesia Bela Anak Al Quds, Maimon Herawati, menyampaikan kampanye Bela Anak Al Quds dimulai 1 Maret 2020 secara resmi di Turki dan negara-negara lain.
Di Indonesia dan negara-negara lainnya kampanye ini dimulai pada 2 Maret 2020. Tujuan utama kampanye di Indonesia adalah meminta pemerintah Indonesia untuk segera membantu anak-anak Palestina.
“Kami sangat hargai Menteri Luar Negeri Indonesia sudah membawa rancangan resolusi ke Dewan Keamanan PBB bersama Tunisia, walau ditolak alhamdulillah kita sudah mulai melakukan itu,” kata Maimon kepada Republika.co.id, Senin (2/3).
Dia juga menyampaikan bahwa belakangan ini anak-anak Palestina mendapat perlakuan yang sangat buruk. Karenanya semua lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang tergabung dalam kampanye Bela Anak Al Quds memohon pemerintah Indonesia memasukkan isu ini dalam agenda diplomasi internasional. Sehingga perbuatan Israel yang diluar batas hukum, moral dan kemanusiaan terhadap anak-anak Palestina bisa dihentikan.
LSM yang kampanye Bela Anak Al Quds sangat menginginkan kejahatan terhadap anak-anak Palestina dihentikan. Sebab anak-anak berhak untuk hidup secara tenteram dan dami meski berada di wilayah konflik.
Sumber: Republika.co.id