Israel Bebaskan 90 Wanita dan Anak-Anak Palestina Dari Penjara
Otoritas penjajah israel mulai membebaskan tahanan Palestina kemarin malam sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, lapor kantor berita Wafa (20/1/2025).
Kelompok awal tersebut terdiri dari 69 wanita dan 21 anak-anak, dengan 76 tahanan dari Tepi Barat yang diduduki dan 14 dari Al-Quds. Keluarga dan pendukung berkumpul di dekat Penjara Ofer yang terkenal kejam, di utara Tepi Barat yang diduduki, untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan.
Namun, pasukan penjajah israel menyatakan daerah tersebut sebagai zona militer tertutup dan menggunakan peluru berlapis karet untuk membubarkan kerumunan, melukai tiga orang.
Di Al-Quds, pasukan penjajah israel menyerbu rumah-rumah tahanan yang dijadwalkan untuk dibebaskan, memperingatkan keluarga agar tidak mengadakan perayaan atau pertemuan umum untuk menyambut orang yang mereka cintai.
Perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 11:15 waktu setempat kemarin (Ahad, 19/1/2025) setelah tertunda beberapa jam. Awalnya dijadwalkan akan dimulai pada pukul 8:30 waktu setempat.
Sejak 7 Oktober 2023, pasukan israel telah menangkap lebih dari 25.000 warga Palestina, termasuk sekitar 14.300 dari Tepi Barat dan Al-Quds yang diduduki, serta yang lainnya dari Gaza.
Pada periode yang sama, 56 tahanan Palestina telah meninggal di penjara-penjara israel, termasuk 35 dari Gaza, sementara pihak berwenang menolak untuk melepaskan jenazah mereka.
Hampir 47.000 orang telah gugur, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 110.700 lainnya terluka dalam perang genosida israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan setempat. (is/knrp)