Jubir Komisaris Tinggi HAM PBB Menghindari Mengutuk Serangan ke Jabalia
Jenewa – Juru Bicara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Elizabeth Trussell pada hari Jum’at (3/11/2023), menghindari mengecam serangan penjajah israel ke kamp pengungsian Palestina Jabalia di Jalur Gaza, seperti yang dilansir oleh laman situs aa.com.tr.
Setelah konferensi pers pekanannya di Kantor PBB di Jenewa, korensponden kantor berita Anadolu Turki menanyakan beberapa pertanyaan mengenai konflik Palestina-penjajah israel ke Juru Bicara PBB.
“Kami melihat bahwa ini adalah kawasan tempat tinggal, di mana warga sipil tinggal dengan tingkat kepadatan yang tinggi, sehingga serangan tersebut membawa kemungkinan kerugian dan korban di kalangan warga sipil. Oleh karena itulah serangan ini mengkhawatirkan,” kata Trussell.
Ia menyampaikan keprihatinannya akan serangan tersebut dan menganggap serangan tersebut bisa dimungkinkan masuk dalam kejahatan perang. Terkait sikapnya yang menghindari kecamatan atas, ia menyatakan akan melihat serangan tersebut berdasarkan situasi hukum.
“Saya rasa ini bukan keragu-raguan. Saya berpikir, kami akan berusaha terus berkomitmen dengan fakta-fakta dan melihat hal itu pada situasi hukumnya,” ucap Trussell.
Ia menambahkan, sikap komisi terhadap permasalahan ini sudah jelas dan menilai sangsi sosial kolektif terhadap warga Palestina serta yang terjadi saat ini, adalah kejahatan perang.
“Kami telah membicarakan sebagian serangan ini. Kami melihat jatuhnya korban jiwa dari warga sipil dan kami melihat kejahatan perang. Jadi ini bukan berarti kami menolak mengutuk serangan. Kami pada dasarnya berupaya untuk lebih spesifik dan mengatakan kami prihatin,” lanjutnya.
Selasa (31/10/2023) lalu, Kementerian Dalam Negeri Palestina di Jalur Gaza mengumumkan, penjajah israel telah membombardir dan menghancurkan seluruh kawasan tempat tinggal kamp pengungsian Palestina Jabalia, yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia. Pada Kamis (2/11/2023), Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza melaporkan, jumlah korban serangan kamp pengungsi Jabalia bertambah menjadi 1.000 orang. (wm/knrp)