Berita Palestina

Orang Tua Palestina : Hari – hari Ini Seperti Nakba 76 Tahun yang Lalu

Di gang-gang sempit Kamp Pengungsi Al-Am’ari dekat kota Ramallah, Tepi Barat, suara Mohammed Khader yang berusia 84 tahun bergetar mengingat kenangan Nakba, Anadolu Agency melaporkan (14/5/2024).

“Kamp ini adalah saksi Nakba. Itu adalah simbol sampai kami kembali ke tanah air kami,” kata Khader kepada Anadolu.

Nakba, atau Malapetaka dalam bahasa Arab, diperingati oleh warga Palestina pada tanggal 15 Mei untuk mengenang pengusiran ratusan ribu orang dari rumah dan tanah mereka pada tahun 1948 setelah berdirinya israel.

Khader berasal dari desa Al-Na’ani di distrik Ramla tengah di Palestina yang bersejarah.

“Saya menghabiskan seluruh masa kecil saya di kamp Al-Am’ari, tempat kami tinggal pada tahun 1949 dan, sejak itu, saya tidak lagi tinggal di luar kamp tersebut,” katanya.

Pria tua Palestina itu mengatakan ayahnya dibunuh oleh pasukan israel pada tahun 1951 bersama tujuh temannya di dekat desa Abu Shusha, sebelah barat Yerusalem, ketika mereka berusaha untuk kembali ke rumah dan mengambil barang-barang mereka yang tertinggal.

“Desa saya terkenal dengan budidaya semangka dan melon, kebun jeruk, sumur artesis, sekolah, dan stasiun kereta,” merokoknya.

“Masyarakat hidup sederhana, yang kaya membantu yang miskin, dan para penghuni kamp masih memiliki kualitas yang sama hingga hari ini.”

Khader mengatakan keluarganya dulu tinggal di rumah pedesaan yang mandiri sebelum Nakba.

“Sekarang, keluarga tersebut tinggal di tengah-tengah sekelompok bangunan yang berdekatan di kamp tersebut,” tambahnya.

Khader mengunjungi desanya beberapa kali setelah perang Timur Tengah tahun 1967, dan mendapati desanya hanya tinggal puing-puing, hanya tersisa satu rumah, sumur air, dan menara masjid.

Khader masih ingat adegan pembantaian warga Palestina oleh geng israel pada tahun 1948.

“Kami meninggalkan rumah kami di tengah serangan geng Zionis. Kami mengungsi ke kota Ramla lalu ke Ramallah,” kenangnya.

“Dalam perjalanan, saya menyaksikan pemandangan yang tak terlupakan, termasuk seorang wanita yang dibantai,” kata sesepuh Palestina itu.

“Kami dihentikan oleh patroli geng Zionis, dan tiga pemuda dibawa keluar dan dua di antaranya dibunuh di depan kami,” katanya.

“Di masjid Dahmash di Lod dekat Ramla, 40 warga Palestina terbunuh. Saya melihat semua peristiwa di hadapan saya ini seolah-olah terjadi kemarin.

“Kami berjalan berhari-hari tanpa makanan atau minuman, kami melewati masa-masa sulit. Kami menemukan seorang anak di pinggir jalan, kami membawanya ke Ramallah, dan beberapa hari kemudian, keluarga pengungsinya mengenalinya. Semua ini terjadi di bawah tekanan dan pembunuhan yang dilakukan oleh geng-geng Zionis.

“Ini semua dilakukan untuk mengusir orang-orang dan mencegah mereka berpikir untuk kembali ke rumah mereka,” kata Khader.

Khader mengenang serangan brutal israel di Jalur Gaza dan serangan pemukim di Tepi Barat pada saat ini hingga Nakba tahun 1948.

“Selama Nakba, Inggris mendukung geng-geng israel dan, saat ini, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa seperti Jerman, Perancis dan Inggris mendukung israel.”

“Sekarang kita menjalani Nakba baru setiap hari.” (is/knrp)

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.