Program Bantuan untuk Palestina Sepi Donor, Hanya Dapatkan Sepertiga dari Kebutuhan
NEW YORK – UNRWA, badan yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencari dan menyalurkan bantuan ke pengungsi palestina dilaporkan mengalami kekurangan dana untuk beroperasi. Bahkan, negara-negara pendonor dilaporkan hanya memberikan sepertiga dari target pendanaan baru-baru ini.
UNRWA dilaporkan butuh USD300 juta untuk membantu warga Palestina di daerah pendudukan Israel atau kamp-kamp pengungsian luar negeri. Namun, lembaga ini hanya mendapatkan USD107 juta.
Komisioner UNRWA Philippe Lazzarini mengaku bersyukur dengan bantuan yang baru saja diberikan. Namun, ia menyebut dana yang ada tidak akan cukup untuk operasi 700 sekolah dan 140 klinik pada September-Desember 2023.
“Kami akan terus bekerja tanpa henti dengan mitra-mitra kami, termasuk negara-negara yang menjadi pendukung utama pengungsi, untuk mendapatkan dana yang diperlukan,” kata Lazzarini dikutip Al Jazeera, Sabtu (3/6/2023).
Pengadaan dana terbaru untuk UNRWA sendiri digelar di markas PBB di New York pada Jumat (2/6) kemarin. Ketika itu, para pendonor menjanjikan dana USD812,3 juta, tetapi hanya terealisasi USD107,2 juta sejauh ini.
Adnan Abu Hasna, staf UNRWA di Jalur Gaza menyebut pihaknya saat ini tengah mengalami krisis finansial parah.
“Hampir setengah juta siswa di sekolah-sekolah kami bergantung pada layanan kami. Kami menyediakan makanan untuk hampir 1,2 juta pengungsi Palestina,” katanya.
“Di tempat seperti Gaza, guncangan apa pun terhadap program atau aktivitas atau layanan kami akan mengancam stabilitas dan bahkan sistem sosial, karena pengungsi bergantung pada program asistensi pendanaan kami untuk pendidikan dan kesehatan,” lanjutnya.
UNRWA sendiri dibentuk jelang pendirian Israel ada 1948 silam untuk membantu pengungsi-pengungsi Palestina yang diusir paksa. Lembaga ini telah menghadapi krisisi finansial selama 10 tahun belakangan.
Sumber: Kompas tv